Pecahan gelas berserakan.Buku-buku beterbangan. Kertas-kertas seperti
burung pantai yang tak bertujuan. Televisi bertengger di samping lampu Kristal yang
bergoyang. Meja bundar terlihat frustasi, mematahkan kaki-kakinya sendiri. Aku
bermata lebam, menikmati baju-baju dan celana panjang yang menari dengan
iringan hujan. Kertas dinding mengelupas perlahan dengan sendirinya, lalu
melengkung kesakitan. Mawar merah mengering, kelopaknya melepaskan diri
menjerit-jerit. Tirai dan vitrase merobek dirinya, hingga menjadi serat yang
berdarah.
Aku tertawa.
Hingga matahari menjelang,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar